Pengelompokan Wilayah Potensi Kebakaran Hutan dan Lahan di Pulau Sumatera Berdasarkan Titik Panas Menggunakan Metode CLARA
DOI:
https://doi.org/10.24036/ujsds/vol2-iss3/180Kata Kunci:
CLARA, Hotspot, Silhpuette Coefficient, Pulau SumateraAbstrak
Pulau Sumatera merupakan salah satu wilayah yang berpotensi mengalami kebakaran hutan dan lahan di Indonesia. Pulau Sumatera memiliki perkebunan kelapa sawit terluas di Indonesia. Luasnya lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia dapat meningkatkan risiko kebakaran akibat perluasan lahan dengan cara dibakar. Selain itu, pembakaran lahan gambut di Sumatera dapat memperparah dampak kebakaran hutan dan lahan. Kebakaran hutan dan lahan di Pulau Sumatera yang terjadi setiap tahun dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, sehingga mengindikasikan perlunya upaya penanggulangan dan pencegahan untuk meminimalisir dampak kebakaran hutan dan lahan. Titik panas (hotspot) dapat digunakan untuk mendeteksi kebakaran di suatu wilayah dan membantu upaya pencegahan dan penanggulangan untuk mengurangi dampak kebakaran hutan dan lahan. Pengelompokan data titik panas dapat digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan titik api di suatu wilayah ataupun status potensi kebakarannya, apakah tinggi, sedang, atau rendah. Metode clustering yang digunakan adalah metode CLARA. Metode CLARA merupakan metode clustering yang memecah dataset menjadi beberapa kelompok. Kelebihan dari metode CLARA adalah robust terhadap outlier dan efektif untuk dataset yang besar. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode CLARA dapat digunakan untuk pengelompokan titik panas dengan silhouette coefficient sebesar 0.53 pada penggunaan 2 klaster. Analisis hasil clustering menunjukkan bahwa klaster 1 merupakan klaster dengan potensi kebakaran rendah sedangkan klaster 2 merupakan klaster dengan potensi kebakaran tinggi.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Melda Safitri, Admi Salma, Nonong Amalita, Fadhilah Fitri
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.