Estimation of Poverty in North Sumatera in 2022 using Truncated and Penalized Spline Regression
DOI:
https://doi.org/10.24036/ujsds/vol2-iss4/217Kata Kunci:
kemiskinan, IPM, Truncated Spline, Penalized SplineAbstrak
Tujuan utama dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) adalah untuk mengurangi kemiskinan. Rendahnya modal manusia adalah penyebab kemiskinan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah salah satu indikator yang dapat digunakan untuk menilai modal manusia. Meskipun memiliki jumlah penduduk terbesar di Pulau Sumatera, Sumatera Utara tetap memiliki tingkat kemiskinan tertinggi kelima. Karena pola hubungan antara kemiskinan dan IPM berdasarkan penelitian sebelumnya masih belum jelas karena hasilnya tidak konsisten, maka pemodelan regresi nonparametrik digunakan dalam penelitian ini karena sifatnya yang fleksibel dalam mengikuti pola hubungan data dan dapat menghindari kesalahan prespektif model. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan metode regresi Spline Truncated dan Penalized Spline. Hasil perbandingan antara model regresi Spline Truncated dengan model regresi P-Spline dengan melihat nilai MSE terkecil menunjukkan bahwa estimator yang lebih baik untuk memodelkan IPM di Sumatera Utara pada tahun 2022 adalah regresi nonparametrik dengan menggunakan estimator spline truncated dimana pemodelan spline truncated yang paling baik adalah pada orde 2 dengan satu titik knot yang berada di X=66,93 dengan nilai GCV sebesar 6,0543.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2024 Kurnia Andrea Diva, Fadhilah Fitri, Dony Permana, Admi Salma

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.