Klasterisasi Kabupaten/Kota Berdasarkan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemiskinan di Sumatera Barat Menggunakan Metode K-Medoids

Abstrak

Kemiskinan tetap menjadi permasalahan yang signifikan di Indonesia, khususnya di Provinsi Sumatera Barat, di mana kesenjangan antarwilayah masih terjadi meskipun terdapat penurunan angka kemiskinan secara nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat berdasarkan indikator sosial ekonomi utama guna mendukung kebijakan penanggulangan kemiskinan yang lebih terarah dan efektif. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, penelitian ini menerapkan metode klastering K-Medoids untuk mengelompokkan wilayah berdasarkan empat indikator: Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), dan Rasio Gini. Data sekunder tahun 2024 diperoleh dari situs resmi Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat. Sebelum proses klasterisasi, dilakukan standardisasi data menggunakan transformasi Z-score dan pengujian multikolinearitas menggunakan Variance Inflation Factor (VIF). Metode siluet menunjukkan bahwa jumlah klaster optimal adalah empat. Hasil analisis klaster menunjukkan adanya empat kelompok wilayah yang berbeda: (1) daerah tertinggal dengan pendapatan dan pembangunan manusia yang rendah namun ketimpangan yang tinggi; (2) daerah berkembang sedang dengan tingkat pengangguran stabil dan ketimpangan pendapatan yang rendah; (3) daerah perkotaan dengan pendapatan dan pembangunan manusia yang tinggi namun juga disertai tingkat pengangguran dan ketimpangan yang tinggi; dan (4) satu daerah metropolitan dengan pembangunan ekonomi dan manusia yang tinggi serta ketimpangan yang sedang. Temuan ini menekankan pentingnya strategi berbasis wilayah dalam menangani kemiskinan, mengingat beragamnya kondisi ekonomi dan sosial di setiap daerah. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar dalam merancang kebijakan pembangunan sosial ekonomi yang adil dan efektif.